I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ada beberapa
macam definisi tanah, menurut Joffe dan Marbut ( ahli ilmu tanah dari USA ),
tanah adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan berkembang sebagai
akibat bekerjanya gaya-gaya alam atau natural forces terhadap bahan-bahan alam
(natural material ) dipermukaan bumi. Tanah tersusun atas : bahan mineral,
udara dan air tanah. Susunan utama tanah berdasarkan volume dari jenis tanah
dengan tekstur berlempung, berdebu dengan catatan tanaman dapat tumbuh dengan baik
yaitu udara 25 %, air 25 %, mineral 45 % dan bahan organik 5 %.
Contoh tanah
adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah
(horizon/ lapisan/ solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan
sifat-sifat yang akan diteliti. Sifat-sifat fisika tanah, dapat kita analisis
melalui dua aspek, yaitu dispersi dan fraksinasi.( Agus, Cahyono. 1998 ).
Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium (Agus et.al,2008).
Contoh tanah adalah suatu volum massa tanah yang diambil dari suatu bagian tubuh tanah (horizon/lapisan/solum) dengan cara-cara tertentu disesuaikan dengan sifat-sifat yang akan diteliti secara lebih detail di laboratorium (Agus et.al,2008).
Contoh tanah
dibedakan atas beberapa macam tergantung pada tujuan dan cara pengambilan. Bila
contoh tanah diambil pada setiap lapisan untuk mempelajari perkembangan profil
menetapkan jenis tanah maka disebut “contoh tanah satelit”. Contoh tanah yang
diambil dari beberapa tempat dan digabung untuk menilai tingkat kesuburan tanah
disebut “contoh tanah komposit”. Pengambilan contoh tanah secara komposit dapat
menghemat biaya analisis bila dibandingkan dengan pengambilan secara individu (
Peterson dan calvin, 1986 ). Adalagi contoh tanah yang diambil dengan
pengambilan sampel (care) dan disebut dengan contoh tanah utuh, yang biasanya
digunakan untuk menetapkan sifat tanah disebut contoh tanah utuh karena
strukturnya asli seperti apa adanya di lapangan sedangkan contoh tanah yang
sebagian atau seluruh strukturnya telah rusak disebut contoh tanah terganggu.
Fraksinasi adalah penganalisisan
sifat-sifat fisika tanah dengan cara memisahkan butir-butir primer tanah
tersebut. Untuk mencari dan atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat
menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga cara, yaitu : tidak terusik,
terusik, agregat tidak terusik (Soegiman,1982)
1.2. Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui dan
melakukan teknik-teknik pengambilan contoh tanah utuh.
2.
Menyebutkan
kegunaan contoh tanah.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanah adalah produk transformasi
mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk,
iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan
selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan
induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso,
2005).
Tanah adalah lapisan
permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan
air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara atau
nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial
seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat
biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan
zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman
obat-obatan,industri perkebunan.
Tanah
juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat
produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka
peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan
unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah
mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antaratanah di suatu tempat
dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifatkimia.
Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas
tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan
sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yangterdapat di
dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH),
kadarbahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan
organiknya
tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia
dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin,
mire, dan lain-lain.
Tanah gambut
mempunyai pH yang rendah yang berkisar antara 3 - 5, dan menurun bersama
jeluk.. Dijumpainya pH yang relatif tinggi (sekitar 5) adalah akibat seringnya
dilakukan pembakaran seresah di atas tanah. Tanah gambut yang digenangi untuk
budidaya padi sawah akan meningkat pH-nya. Ketersediaan unsur-unsur hara
terutama hara makro N, P dan K dan sejumlah hara mikro dalam tanah gambut
rendah sampai sangat rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah gambut relatif
tinggi (115 - 270 me.%), tetapi relatif rendah bila dihitung atas dasar volume
tanah di lapangan. Kejenuhan basa tanah gambut relatif rendah, yakni 5,4 - 13,6
% sedangkan nisbah C/N relatif tinggi yakni berkisar antara 24,0 - 33,4
(Suhardjo dan Widjaja-Adhi, 1976).
Untuk mencari dan atau mengetahui
sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan tiga
cara, yaitu :
- Contoh tanah tidak terusik, yang diperlukan untuk
analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran pori, dan untuk
permeabilitas
- Contoh tanah terusik, yang diperlukan untuk
penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut
singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak
jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.
- Contoh tanah dalam keadaan agregat tidak terusik,
yang diperlukan untuk penetapan agihan ukuran agregrat dan derajad kemantapan
agregrat.
Contoh tanah tak terusik diperlukan
untuk analisis penetapan berat jenis atau berat volum,agihan ukuran pori dan permeabilitas
(Agus et.al,2008). Contoh tanah
terusik diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan Atterberg,
kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan,
konduktifitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah
menggunakan hujan tiruan (Agus et.al,2008).
III.
BAHAN
DAN METODE
3.1 Waktu dan
Tempat
Kegiatan
praktikum acara I ( TEKNIK PENGAMBILAN
CONTOH TANAH ) di lakukan dengan pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu,
24 November 2012 pukul 09.00 wib –
selesai. di Laboratorium Analitik, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka
Raya.
3.2 Bahan dan
alat
Bahan
yang digunakan pada praktek pengambilan contoh tanah utuh adalah tanah dalam
kapasitas lapang, kemudian alat yang diperlukan adalah Tabung kuningan atau
besi (ring sample) lengkap dengan penutupnya. Tabung ini dapat digunakan bila
tebal tabung memenuhi syarat’’nisbah luas”0,1. Hal ini untuk mencegah terjadinya
tekanan mendatar.
Bahan
yang digunakan pada praktek pengambilan contoh tanah tidak utuh adalah plastik
sample, kertas label. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul ataupun
sekop, kemudiaan meteran.
3.3
Cara kerja
3.3.1 Prosedur pengambilan contoh
tanah utuh
1. Meratakan dan
bersihkan lapisan atas tanah yang diambil, kemudian letakkan tabung (ring
sample) tegak pada lapisan tanah tersebut.
2. Menggali tanah
disekeliling tabung dengan sekop atau pisau.
3. Mengiris tanah
dengan pisau sampai hampir mendekati ring sample.
4. Menekan ring sample
tabung sampai ¾ bagiannya masuk ke dalam tanah
5. meletakkan ring sample lain tepat di
atas ring sample yang pertama, kemudian tekan lagi sampai bagian bawah dari
tabung kedua masuk ke dalam tanah kira-kira 1 cm.
6. Tabung (ring sample) dan tanah
didalamnya digali dengan sekop/cangkul.
7. Memisahkan kedua tabung (ring sample)
dengan hati-hati, memotong kelebihan tanah yang ada pada bagian atas dan bawah
tabung rata sekali.
8. Menutup tabung (ring sample) dengan
tutupnya dan diberi label.
3.3.2 Prosedur pengambilan contoh
tanah tidak utuh
1. Membersihkan lapisan atas tanah
yang akan diambil.
2. Mengambil contoh tanah dengan
menggunakan cangkul atau sekop.
3. Menyimpan dalam kantong plastik
dan diberi label.
IV.
HASIL DAN PENGAMATAN
Contoh
tanah tidak terusik berarti tanah tersebut belum pernah digunakan kegiatan
budidaya tanaman atau kegiatan lainnya seperti pertambangan atau yang lainnya.
Tanah – tanah yang berada disekitar jalan atau disekitar parit/selokan juga
tidak termasuk contoh tanah tidak terusik, sehingga contoh tanah yang tidak
terusik adalah contoh tanah yang telah diambil dari lahan yang masih virgin
atau masih belum pernah disentuh atau
digunakan manusia untuk berbagai macam kegiatan. Contoh tanah tidak terusik
diperlukan untuk menganalisis penetapan berat isi atau berat
volume, agihan ukuran pori, dan untuk permeabilitas.
Contoh tanah
terusik berarti tanah tersebut telah pernah digunakan untuk kegiatan budidaya
tanaman atau kegiatan lainnya. Tanah-tanah disekitar jalan atau disekitar parit
termasuk contoh tanah yang terusik. Terusik bisa diartikan bahwa tanah tersebut
telah terganggu baik itu terganggu oleh kegiatan pertanian maupun kegiatan
lainnya seperti pertambangan atau perminyakan. Contoh tanah terusik diperlukan untuk
penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut
singgung, kadar lengas kritik, indeks patahan, konduktivitas hidroulik tak
jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah menggunakan hujan tiruan.
V.
KESIMPULAN
Contoh tanah tidak terusik, yang
diperlukan untuk analisis penetapan berat isi atau berat volume, agihan ukuran
pori, dan untuk permeabilitas. Sedangkan contoh tanah
terusik, yang diperlukan untuk penetapan kadar lengas, tekstur, tetapan
atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar lengas kritik, indeks
patahan, konduktivitas hidroulik tak jenuh, luas permukaan, erodibilitas tanah
menggunakan hujan tiruan.
DAFTAR PUSTAKA
Hakim,
Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M.
Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002.
Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin,
Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim,
Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi
Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu
Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar