Sabtu, 02 Maret 2013

laporan kadar air gambut LENGKAP. bram



I.                   PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Tanah dalam bahasa inggris disebut soil, menurut Dokuchnev tanah adalah suatu benda fisis yang berdimensi tiga terdiri dari panjang, lebar, dan dalam yang merupakan bagian paling atas dari kulit bumi. Kata “tanah” seperti banyak kata umum lainnya, mempunyai beberapa pengertian. Dalam pengertian tradisional, tanah adalah medium alami untuk pertumbuhan tanaman daratan, tanpa memperhitungkan tanah tersebut mempunyai horizon yang kelihatan atau tidak. Tanah menutupi permukaan bumi sebagai lapisan yang sambung menyambung, terkecuali pada batuan tandus, pada wilayah yang terus menerus membeku, atau tertutup air dalam , atau pada lapisan es terbuka suatu gletser.
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan ( mineral dan organik ), cairan dan gas yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh horizon – horizon atau lapisan – lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan, dan transformasi energy dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar didalam suatu lingkungan alami.
Batas atas dari tanah adalah batas antara tanah dan udara, air dangkal, tumbuhan hidup, atau bahan tumbuhan yang belum mulai terlapuk. Wilayah yang dianggap tidak mempunyai tanah, apabila permukaan secara permanen tertutup oleh air yang terlalu dalam ( secara tipikal >2,5 m ) untuk tumbuhan tanaman – tanaman berakar. Batas horizontal tanah adalah wilayah dimana tanah berangsur beralih kedalam, area tandus, batuan atau es.
Batas bawah yang memisahkan dari bahan bukan tanah yang terletak dibawahnya adalah yang paling sulit ditetapkan. Tanah tersussun dari horizon – horizon dekat permukaan bumi yang berbeda kontras terhadap bahan induk dibawahnya, telah mengalami perubahan interaksi antara iklim, relief, dan jasad hidup selama waktu pembentukannya.
Tanah terdiri dari 5 ( lima ) komponen yaitu bahan mineral, bahan organic, udara, air, dan jasad renik. Bahan penyusun tanah yakni bahan organik, bahan mineral, dan air merupakan satu kesatuan yang bercampur didalam tanah sehingga sulit dipisahkan satu sama lainnya ( Sitanala, 1980 ).
Tanah merupakan media yang penting bagi tumbuhnya tumbuhan. Hal ini disebabkan karena tanah di samping sebagai bahan penyangga untuk berdirinya tumbuhan, tanah juga merupakan sumber mineral dan air bagi tumbuhan di atasnya. Sedangkan air merupakan salah satu komponen penting dalam tanah yang dapat menentukan suatu tumbuhan dapat hidup atau tidak. Hubungan antara tanah dan air dapat diukur dengan berbagai parameter. Percobaan berikut adalah cara yang dapat digunakan untuk mengetahui hubungan tanah, air dan tanaman.
Tanah mempunyai kapasitas lapang apabila tanah kering yang dibasahi dengan air sampai air yang membasahi tanah tersebut bergerak kapiler dan gaya gravitasinya tidak mampu lagi menurunkan air itu lebih lanjut. Pengukuran kapasitas lapang secara lebih teliti dengan memasukkan tipe tanah yang diukur kapasitasnya ke dalam suatu tabung gelas silinder. Tanah yang hendak diukur kapasitas lapangnya terlebih dahulu dikeringkan dan dihaluskan sampai terurai menjadi partikel menjadi partikel kecil kemudian di atas tanah tadi dituangkan sejumlah air dan membiarkannya meresap turun ke dalam tabung dan diusahakan ada penguapan air pada permukaan atas tanah. Membiarkan sampai 2 – 3 hari sampai air tidak bergerak lagi ke bawah yang berarti gerak kapiler dan saya gravitasinya tidak mampu lagi menarik air tadi lebih jauh ke bawah (berhenti). Apabila bagian tanah yang basah ditimbang kemudian dikeringkan dengan oven maka setelah itu baru dapat diukur kadar airnya yang merupakan kadar air pada kapasitas lapang.

1.2.Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui, melakukan dan menghitung penetapan kadar air pada tanah gambut dengan metode gravimetrik.


II.                TINJAUAN PUSTAKA


Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak dipermukaan sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yakni bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk asalnya baik secara fisik kimia, biologi, maupun morfologinya (Winarso, 2005).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi  berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan.
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain.
Air tanah adalah air yang berada di bawah permukaan tanah dimana didalam tanah terdapat rongga-rongga atau biasa disebut ruang pori tanah. Didalam ruang pori inilah umumnya terisi oleh air. Air tanah harus berada pada level jangkauan akar sehingga dapat diserap oleh akar tanaman karena air tanah ini dapat menjadi sumber air bagi tanaman unuk pertumbuhan dan perkembangannya. 
Berdasarkan gaya yang bekerja pada air tanah yaitu gaya adhesi, kohesi dan gravitasi maka air tanah dibedakan menjadi :
1.      Air higroskopis
2.      Air kapiler
3.      Air gravitasi
Air higroskopis
Air higroskopis adalah air yang diabsorbsi oleh tanah dengan sangat kuat, sehingga tidak tersedia bagi tanaman. Jumlahnya sanag sedikit dan merupakan selaput tipis yang menyelimuti agregat tanah. Air ini terikat kuat pada matriks tanah ditahan pada tegangan 31 – 10.000 atm ( pF 4,0 – 4,7 )
Air kapiler
Air kapiler adalah air tanah yang ditahan akibat adanya gaya kohesi dan adhesi yang lebih kuat dibandingakn gaya gravitasi. Air ini bergerak kesamping atau keatas karena gaya kapiler. Air kapiloer ini menempati pori mikro dan dinding pori makro ditahan pada tegangan antara 1/3 - 15 atm (pF 2,54 – 4,20 ).
Air kapiler dibedakan menjadi : Kapasitas lapang, yaitu air yang dapat ditahan oleh tanah setelah air gravitasi turun semua. Kondisi kapasitas lapang terjadi jika tanah dijenuhi air setelah hujan lebat tanah dibiarkan selama 48 jam sehingga air gravitasi sudah turun semua. Pada kondisi kapasitas lapang, tanah mengandung air yang optimum bagi tanaman karena pori makro berisi udara, sedangkan pori mikro berisi air seluruhnya. Kandungan air pada kapasitas lapang ditahan tegangan 1/3 atm atau pada pF 2,54. Titik layu permanen yaitu kandungan air tanah paling sedikit dan menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap air sehingga tanaman mulai layu dan jika hal ini dibiarkan tanman akan mati. Pada titik layu permanen, air ditahan pada tegangan 15 atm atau pada pF 4,2. Titik layu permanen disenut juga koefisien layu tanaman.
Air gravitasi
Air gravitasi adalah air yang tidak dapat oleh tanah, karena mudah meresap kebawah akibat adanya gaya gravitasi. Air gravitasi mudah hilang dari tanah dengan membawa unsur hara seperti N, K, Ca sehingga tanah menjadi masam dan miskin hara.
III.             BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum acara IV ( PENETAPAN KADAR AIR TANAH GAMBUT (Metode Gravimetrik) ) di lakukan dengan pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 November  2012 pukul 09.00 wib – selesai. di Laboratorium Analitik, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2 Bahan dan alat 
            Bahan yang digunakan adalah tanah gambut segar (Kondisi Lapangan) dan kertas label, sedangkan alat yang digunakan adalah cawan porselin, neraca analitik, oven, eksikator.
           
3.3 Cara kerja
1. Berat cawan porselin ditimbang (Z gram). Masukan contoh tanah ± 10 g ke dalam cawan porselin yang bersih dan kering. Catat berat cawan + tanah basah (A gram).
2. Mengeringkan contoh tanah tersebut dalam oven dengan temperatur 1050c selama ±  24 jam atau sampai beratnya tetap.
3.  Mengeluarkan contoh tanah tersebut dari oven dan simpan cawan porselin dan isinya dalam eksikator sampai mencapai suhu kamar, kemudian timbang cawan + tanah kering oven (B gram)
4.  Menghitung kadar airnya atas dasar berat tanah kering oven 1050.








IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.Hasil Pengamatan
Tabel 1.  Pengamatan Penetapan Kadar Air Tanah Gambut (Metode Gavimetri)
No
Ulangan
Berat Cawan (g)
Berat Cawan + Tanah (g)
Berat Tanah (g)
Kadar Air (%)
Basah
Oven
Basah
Oven
1
I
32,9376
38,1265
37,5175
5,1889
4,5799
79,9
2
II
29,6197
34,6266
34,1331
5,0069
4,5134
11,08
3
III
34,1792
39,1918
38,5663
5,0126
4.3871
43,47
4
IV
34,4030
39,7924
39,0922
100,01
20,44
118,5
5
V
34,0462
39,1595
38,5080
5.1133
4.4618
14,602
6
VI
33,5226
38,6266
38,0716
5.104
4.549
317,07
7
VII
37,653
42,7628
42,1812
5.1098
4.5282
32,28
8
VIII
34,3984
39,4625
38,8317
5.0641
4.4335
60,35








4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kadar air gambut yang dianalisis menggunakan metode gravimetrik adalah sebesar 14,602%. Nilai tersebut termasuk rendah, hal ini berbeda dengan sifat tanah gambut yang telah diketahui yaitu mampu menahan atau menyimpan air hingga 500%. Tanah gambut tersebut memiliki kadar air yang rendah dikarenakan sebelum dilakukan analisis kadar air menggunakan metode gravimetrik dikeringanginkan terlebih dahulu sehingga sebagian besar jumlah air telah hilang akibat adanya evaporasi. Evaporasi yaitu keluarnya air dari dalam tanah dikarenakan adanya panas matahari. Walaupun hanya dikeringanginkan atau tidak dijemur di bawah terik matahari secara langsung tetapi lamanya waktu pada saat dikeringanginkan juga menjadi faktor kenapa kadar air tanah gambut yang diteliti menjadi sangat rendah sehingga kehilangan sifatnya yaitu mampu menahan air sebanyak 5 kali berat bobot keringnya.
Tanah gambut dikenal mampu menahan air sebanyak 5 kali berat keringnya dikarenakan kadar bahan organiknya yang tinggi. Bahan organik dapat bersifat sebagai koloid dan bersifat sebagai lem yang akan memperkuat stabilitas agregat tanah. Hal inilah yang akan menyebabkan tanah gambut dapat disebut sebagai media penyimpan air yang sangat banyak.












V.                KESIMPULAN


Tanah gambut yang telah dianalisis kadar airnya menggunakan metode gravimetrik menunjukkan nilai yang rendah yaitu 14,602%. Hal ini bertolak belakang dengan sifat tanah gambut yang telah diketahui dapat menyimpan air sebanyak 5 kali berat keringnya. Nilanya yang rendah dikarenakan sebelum dilakukan analisis sebelumnya tanah gambut dikeringanginkan terlebih dahulu yang membuat tanah gambut telah kehilangan sebagian besar airnya akibatnya adanya evaporasi.





















DAFTAR PUSTAKA


Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta
















LAMPIRAN


Kadar Air (%)        =

=

=

= 14,602%


Tidak ada komentar:

Posting Komentar