Sabtu, 02 Maret 2013

laporan pH tanah gambut LENGKAP. bram



I.                   PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang danpenyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi  berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalampenyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan.
Tanah juga merupakan alat produksi untuk menghasilkan produksi pertanian. Sebagai alat produksi tanah memiliki peranan-peranan yang mendorong berbagai kebutuhan diantaranya adalah sebagai alat produksi, maka peranannnya yaitu sebagai tempat pertumbuhan tanaman, menyediakan unsur-unsur makanan, sumber air bagi tanaman, dantempat peredaran udara. Tanah mempunyai ciri khas dan sifat-sifat yang berbeda-beda antaratanah di suatu tempat dengan tempat yang lain. Sifat-sifat tanah itu meliputi fisika dan sifatkimia. Beberapa sifat fisika tanah antara lain tekstur, struktur dan kadar lengas tanah. Untuk sifat kimia menunjukkan sifat yang dipengaruhi oleh adanya unsur maupun senyawa yangterdapat di dalam tanah tersebut. Beberapa contoh sifat kimia yaitu reaksi tanah(pH), kadarbahan organik dan Kapasitas Pertukaran Kation (KPK).
Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tetumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama seperti bog, moor, muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain.
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan reaksi asam atau basa dalam tanah. Sejumlah proses dalam tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah dan biokimia tanah yang berlansung spesifik. Pengaruh lansung terhadap laju dekomposisi mineral tanah dan bahan organik, pembentukan mineral lempung bahkan pertumbuhan tanaman. Pengaruh tidak lansungnya terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. sebagai contoh perubahan konsentrasi fosfat dengan perubahan pH tanah. Konsentrasi ion H+ yang tinggi bisa meracun bagi tanaman.
Secara teoritis, angka pH berkisar antara 1 sampai 14. Angka satu berarti kepekatan ion hidrogen di dalam tanah ada 10 ‑ 1 atau 1/10 gmol/l. Tanah pada kepekatan ini sangat asam. Sementara angka 14 berarti kepekatan ion hidrogennya 10‑14 gmol/l. Tanah pada angka kepekatan ini sangat basa.
Tanah‑tanah yang ada di Indonesia sangat bervariasi tingkat keasamannya. Ada tanah yang masam seperti Podsolik Merah Kuning, dan latosol Tanah yang alkalis seperti Mediteran Merah Kuning dan Grumosol. Bagi tanah - ­tanah yang bereaksi masam, seringkali tidak atau kurang sesuai bagi pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu pada tanah‑tanah demikian sering dilakukankan pengapuran (liming). bahan- bahan yang digunakan untuk menaikkan pH tanah yang bereaksi masam menjadi mendekati netral dengan harga pH sekitar 6,5.
Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion‑ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+. Pada tanah‑tanah masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-. Sedangkan pada tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+. Bila kandungan H+ sama dengan OH- maka tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH 7.
Bila tanah terlalu asam atau terlalu basa maka tanaman akan tumbuh kurang sempurna sekalipun masih bisa tumbuh dan menghasilkan buah. Memang ada beberapa tanaman tertentu yang senang di tanah asam ataupun basa. Ketersediaan unsur hara makro di dalam tanah ini sedikit sedangkan hara mikro seperti Besi dan Aluminium tinggi. Hal ini mengakibatkan tanaman kekurangan hara dan keracunan.
Salah satu upaya yang ditempuh dalam upaya meningkatkan dan memperbaiki lahan masam adalah dengan menurunkan keasaman dan meningkatkan kejenuhan basa yang diperoleh dengan pemberian kapur serta pemupukan. Dengan adanya peningkatan kejenuhan basa, maka pH tanah naik dan unsur hara relatif lebih mudah tersedia.
Tanah gambut di Indonesia pada umunya mempunyai reaksi kemasaman tanah (pH) yang rendah, yaitu antara 3,0 – 5,0 (Hardjowigeno, 1996). Hasil analisis di berbagai wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Irian Jaya, memperlihatkan bahwa Histosols menunjukkan reaksi tanah masam ekstrim (pH 3,5 atau kurang) sampai sangat masam sekali (pH 3,6 – 4,5).
Tanah gambut mempunyai pH yang rendah yang berkisar antara 3 - 5, dan menurun bersama jeluk.. Dijumpainya pH yang relatif tinggi (sekitar 5) adalah akibat seringnya dilakukan pembakaran seresah di atas tanah. Tanah gambut yang digenangi untuk budidaya padi sawah akan meningkat pH-nya. Ketersediaan unsur-unsur hara terutama hara makro N, P dan K dan sejumlah hara mikro dalam tanah gambut rendah sampai sangat rendah. Kapasitas tukar kation (KTK) tanah gambut relatif tinggi (115 - 270 me.%), tetapi relatif rendah bila dihitung atas dasar volume tanah di lapangan. Kejenuhan basa tanah gambut relatif rendah, yakni 5,4 - 13,6 % sedangkan nisbah C/N relatif tinggi yakni berkisar antara 24,0 - 33,4 (Suhardjo dan Widjaja-Adhi, 1976).
Secara umum kemasaman tanah gambut berkisar antara 3-5 dan semakin tebal bahan organik maka kemasaman gambut meningkat. Gambut pantai memiliki kemasaman lebih rendah dari gambut pedalaman. Kondisi tanah gambut yang sangat masam akan menyebabkan kekahatan hara N, P, K, Ca, Mg, Bo dan Mo. Unsur hara Cu, Bo dan Zn merupakan unsur mikro yang seringkali sangat kurang (Wong et al, 1986, dalam Mutalib et al, 1991). Kekahatan Cu acapkali terjadi pada tanaman jagung, ketela pohon dan kelapa sawit yang ditanam di tanah gambut.
Tanah gambut  dengan kubah gambut yang tebal umumnya memiliki kesuburan yang rendah dengan pH sekitar 3,3 namun pada gambut tipis di kawasan dekat tepi sungai gambut semakin subur dan pH berkisar 4,3 (Andriesse, 1988). Kemasaman tanah gambut disebabkan oleh kandungan asam asam organik yang terdapat pada koloid gambut. Dekomposisi bahan organik pada kondisi anaerob menyebabkan terbentuknya senyawa fenolat dan karboksilat yang menyebabkan tingginya kemasaman gambut. Selain itu terbentuknya senyawa fenolat dan karboksilat dapat meracuni tanaman pertanian (Sabiham, 1996). Jika tanah lapisan bawah mengandung pirit, pembuatan parit drainase dengan kedalaman mencapai lapisan pirit akan menyebabkan pirit teroksidasi dan menyebabkan meningkatnya kemasaman gambut dan air disaluran drainase.

1.2. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan cara penetapan pH tanah metode electrode glass.














II.                TINJAUAN PUSTAKA


Larutan tanah adalah air tanah yang mengandung ion-ion terlarut yang merupakan hara bagi tanaman . konsentrasi ini sangat beragam dan tergantung pada jumlah ion terlarut serta jumlah bahan pelarut atau air.  Diwaktu musim kering dimana air banyak menguap maka konsentrasi garam akan bertambah , hal ini ditemukan di daerah yang beriklim kering. Sebaliknya didaerah yang basah konsentrasi garam sering berubah-ubah secara drastis. Kadar garam yang tinggi berbahaya bagi pertummbuhan tanaman . kadar garam sebanyak 0,5 % saja sudah bebahaya  bagi tanaman karena kadar tersebut sama dengan 10 ton garam di lapisan 20 cm teratas (lapisan olahan). (Rismunandar, 2001)
Reaksi tanah yang penting adalah masam , netral atau alkalin. Pernyataan ini didasarkan pada jumlah ion H dan OH dalam larutan tanah . bila didalam tanah ditemukan ion H lebih banyak dari ion OH , maka disebut masam. Bila ion H sama dengan OH , maka disebut netral , dan bila ion OH lebih banyak dari ion H maka disebut alakalin.
Untuk meragamkan pengertian , sifat reaksi tersebut dinilai berdasarkan konsentrasi ion H dan dinyatakan dengan pH . dengan kata lain , pH tanah = -log (H) tanah. Suatu tanah disebut masamdengan 7, dan basa bila lebih dari 7 . bila konsentrasi ion H bertambah maka ion pH turun dan se3baliknya bila konsentrasi ion OH bertambah pH naik. Distribusi ion H dalam tanah tidak homogen . ion H lebih banyak diserap dari pada ion OH , maka ion H lebih pekat didekat permukaan koloid ., sedangkan ion OH sebaliknyab dengan demikian pH lebih rendah didekat koloid daripada tempat yang jauh dari koloid. (Agus et.al,2008)
Kisaran pH tanah dapat dibatasi pada dua ekstrim. Kisaran pH tanah mineral biasanya terdapat antar pH 3,5 sampai 10 atau lebih, untuk tanah gambut kisaran pH nya adalah sekitar kurang dari 3,0 , sebaliknya tanah alkalin biasanya bisa menunjukan pH lebih dari 11,0 . secara sederhana kisaran pH tanah itu ditunjukan pada gambar 7-3 . kisara pH tanah mineral di daerah basah berbeda dengan daerah kering . diwilayah  basah kisaran pH itu berada antara sedikit dibawah 5 hingga sedikit diatas 7 . sedangkan di wilayah kering berada sedikit antara di bawah 7 dan diatas 9. (Hardjowigeno, 2003)
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi pH tanah melalui dua cara yaitu : pengaruh langsung ion hidrogen dan pengaruh tidak langsung yaitu tidak tersedianya unsur hara tertentu dan adanya unsur hara yang beracun.
Dari berbagai hasil penelitian  di amerika latin dan puerto rico diketahui batas maksimum pH tanah kapur ( adam dan pearson , 1967 ) .batas pH yang dimaksud menunjukan bahwa diatas pH ini tanamanyang bersangkutan tidak lagi memerlukan kapur. Sebaliknya bila pH tanah dibawah nilai ini pertumbuhannya akan terganggu jika tidak diberi kapur.
Kebanyakan tanaman toleran pada pH yang ekstrim, tinggi dan rendah , asalkan dalam tanah tersebu tersedia hara yang cukup . sayangnya tersedianya unsur hara  yang cukup itu dipengaruhi oleh pH . beberapa unsur hara tidak tersedia pada pH ekstrim, dan beberapa unsur lainnya  berada pada tingkat meracun .
Perharaan yang sangat dipengaruhi oleh pH antara lain adalah : 
a.       Kalsium dan magnesium dapat ditukar
b.      Alumunium dan unsur mikro
c.       Ketersediaan fosfor
d.      Perharaan yang bersifat atau berkaitan dengan kegiatan jasad mikro.








III.             BAHAN DAN METODE


3.1 Waktu dan Tempat
            Kegiatan praktikum acara VI ( PENENTUAN pH TANAH METODE ELECTRODE GLASS  ) di lakukan dengan pengamatan dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 November  2012 pukul 09.00 wib – selesai. di Laboratorium Analitik, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.

3.2 Bahan dan alat 
            Bahan yang digunakan adalah tanah gambut kering udara, larutan  buffer pH 7 dan pH 4, aquades, sedangkan alat yang digunakan adalah botol kocok pH, gelas ukur 25 ml, mesin pengocok, botol semprot, pH meter,  neraca analitik.
           
3.3 Cara kerja
1. Menimbang sampel tanah 10 gram (ukuran fraksi tanah ɸ< 2 mm) menggunakan neraca analitik dan masukkan ke dalam  botol kocok. Beri kode.
2.   menambahkan 25 ml aquadest. Penetapan pH tanah H2O 1:2,5 ( perbandingan  tanah : pelarut = 1 gram tanah : 25 ml pelarut).
3.  Kocok tanah dengan mesin pengocok selama 30 menit.
4. Selanjutnya suspensi tanah dengan pH meter, sebelum pengukuran pH dimulai, pH meter harus dikalibrasi dengan larutan buffer pH 7 dan pH 4. Catat hasil pengukuran pH tanahnya.






IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1.  pH Pada Tanah Gambut dan Mineral
No.
Ulangan
pH Tanah
1
I
3,65
2
II
3,48
3
III
3,49
4
IV
3,47
5
V
3,84
6
VI
3,99
7
VII
3,98
8
VII
4,04






4.2. Pembahasan
Berdasarkan tabel pengamatan di atas dapat dilihat bahwa pada umunya pH atau tingkat kemasaman tanahnya rata-rata dibawahdari angka 3. Tanah gambut memang telah diketahui memiliki pH yang sangat rendah. Hal ini dikarenakan adanya sumber-sumber kemasaman pada tanah  gambut antara lain yaitu hasil respirasi akar berupa H+. Tanah gambut telah diketahui merupakan hasil asimilasi dari bahan organik yang telah melapuk maupunyang masih mentah atau yang belum melapuk sepurna dalam kurun waktu yang sangat lama. Bahan organik yang belum melapuk dengan sempurna ini melakukan respirasi setiap waktunya dengan mengeluarkan ion H+  kedalam tanah sehingga tanah menjadi masam. Ion H+ pada tanah gambut juga didapat dari pertukaran kation didalam tanah gambut. Tanah gambut telah diketahui memiliki jumlah KTK yang sangat tinggi, akan tetapi kation-kation yang dipertukarkan merupakan asam-asam organik.
Sumber kemasaman pada tanah gambut tidak hanya berasal dari asam-asam organik melainkan adanya ion-ioh hidroksil pada tanah gambut seperti Al, Fe dan Si. Unsur-unsur ini jika berikatan dalam senyawa membentuk reaksi kimia maka akan membentuk ion H+. yang akan menyebabkan tanah gambut menjadi semakin masam. Tanah gambut yang masam menyebabkan berkurangnya ketersediaan hara didalam tanah dan organisme didalam tanah mejadi sulit hidup. Ketersediaan unsur beracun yang melimpah seperti Al, Fe dan Si pada tanah gambut dikarenakan tanah yang masam menyebabkan tanaman yang dibudidayakan di atas lahan gambut tidak dapat hidup.
Oleh karena itu diperlukan perlakuan khusus berupa pemberian kapur pertanian, mineralisasi gambut dan pemberrian pupuk kandang untuk mengatas kemasaman tanah gambut agar tanah gambut dapat dijadikan lahan untuk budidaya tanaman.



V.                KESIMPULAN


Tanah gambut memiliki kadar kemasaman tanah yang sangat tinggi atau memiliki pH yang sangat rendah. Penyebab kemasaman tanah pada tanah gambut antara lain adanya asam-asam organik  ion H+ dan ion-ion hidroksil seperti Al, Fe dan Si. Oleh karena itu perlu perlakuan khusus berupa pemberian kapur pertanian, mineraliasi gambut dan pupuk kandang agar lahangambut dapat dijadikan sebagai lahan budidaya pertanian.




















DAFTAR PUSTAKA


Hakim, Nurjati, dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Lampung: Universitas Lampung
Hakim, N., M. Yusuf Nyakpa, A. M. Lubis, Sutopo Ghani Nugroho, M. Amin Diha,
Go Ban Hong, H. H. Bailey, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung, Lampung
Hardjowigeno, H. Sarwono., 2002. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta
Pairunan, Anna K., J. L. Nanere, Arifin, Solo S. R. Samosir, Romualdus Tangkaisari, J. R. Lalopua, Bachrul Ibrahim, Hariadji Asmadi, 1999. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur, Makassar
Rosmarkam dan Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. 2002. Kanisius, Jakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar